Kamis, 27 Oktober 2011

multiple intelegence

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan hubungan interaksi timbal balik antara peserta belajar dengan guru.[1] Di tingkat sekolah dasar, pembelajaran seharusnya dapat dikolaborasikan dengan kegiatan yang menyenangkan, misalnya melalui bermain. Dalam hal ini anak belajar, tapi juga bermain. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara bermain ini, sedapat mungkin berkualitas dan efektif. Pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila seluruh komponen yang terlibat dalam pembelajaran dapat saling mendukung, sehingga anak akan memperoleh pemahaman dari apa yang dipelajarinya.

Tingkat pemahaman hasil belajar digambarkan sebagai suatu proses komunikasi. Komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa di sekolah dasar berbeda dengan proses komunikasi yang terjadi pada siswa dengan usia yang relatif lebih dewasa. Proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik apabila siswa dapat dilatih untuk memanfaatkan seluruh alat inderanya. Untuk itulah dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu mengaktifkan seluruh alat indera yang dimiliki siswa dalam sebuah proses pembelajaran yang diberikan. Pentingnya model pembelajaran multiple intelligence adalah siswa dapat belajar sambil meningkatkan seluruh potensi kecerdasan yang dimilikinya karena kecerdasan dapat distimulasi, dikembangkan sampai batas tertinggi melalui pengayaan, dukungan yang baik, dan pengajaran. Pendidik lebih arif dan mampu menghargai serta memfasilitasi perkembangan anak. Dengan mengoptimalkan atau mengembangkan Multiple Intelegence pembelajaran akan lebih efektif.

Didalam makalah ini akan dibahas mengenai teori, pengertian, macam-macam, ciri ciri, dan implikasi multiple intelegence dalam pembelajaran.

PEMBAHASAN

A. Teori Multiple Intelegences

Teori Howard Gardner tentang multiple intelligences memanfaatkan aspek kognitif dan perkembangan psikologi, antropologi, dan sosiologi untuk menjelaskan kecerdasan manusia. Meskipun konsep ini telah dipelajari bertahun-tahun sebelumnya, teori ini baru diperkenalkan pada tahun 1983, dalam buku Gardner, Frames of Mind.

Howard Earl Gardner (lahir 11 Juli 1943 di Scranton, Pennsylvania) adalah seorang psikolog perkembangan Amerika. Seorang profesor Kognisi dan Pendidikan di Harvard Graduate School of Education di Harvard University, Direktur Senior Proyek Zero Harvard. Ia bersama peneliti dan pendidik lainnya terus bekerja ke arah pendekatan yang lebih holistik untuk pendidikan melalui zero project. Untuk informasi lebih lanjut tentang proyek dan penelitian yang terlibat dalam Proyek Zero, kunjungi situs webnya di http://www.pz.harvard.edu.[2]

Ia seorang penulis, lebih dari dua puluh buku dan diterjemahkan menjadi tiga puluh bahasa. Sejak tahun 1995, ia telah menjadi co-direktur dari Proyek GoodWork. Ia terkenal karena teorinya tentang kecerdasan majemuk. Semua pendidikan pasca pendidikan menengah Gardner di Harvard University. Ia terinspirasi oleh bacaan dari Jean Piaget untuk dilatih dalam psikologi perkembangan, ia juga belajar neuropsikologi.

Yang mendasari pemikirannya adalah berawal dari kegelisahan Howard Gardner. Menurutnya selama ini para pendidik telah melakukan kekeliruan karena menganggap tes kecerdasan atau tes IQ adalah satu-satunya ukuran yang paling dapat dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang.

Menurut Gadner, kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup, kemampuan menemukan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan atau dicari solusinya, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.

Gardner bersama rekan-rekannya yang mengembangkan penelitian untuk mengembangkan konsep MI tidak hanya menilai kecerdasan dengan cara menguji kemahiran seseorang memahami dan menyelesaikan soal-soal logika-matematika (sebagaimana yang dilakukan dalam tes IQ). Bersama tim, Gardner mengembangkan cara-cara mengukur kemampuan individu untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.

Gardner melakukan penelitian terhadap otak manusia dan mewawancara para korban stroke, prodigies, dan individu dengan autisme. Berdasarkan penelitian itu, delapan kriteria yang digunakan oleh Gardner untuk mengidentifikasi kecerdasan. Hal ini dimaksudkan agar kedelapan jenis kecerdasan tersebut berkembang sepenuhnya, bukan sekedar bawaan, kemampuan atau bakat. Kriteria yang digunakan Gardner adalah sebagai berikut:[3]

1. Letak dalam Otak

Gadner mengamati bahwa orang-orang yang pernah mengalami kecelakaan atau penyakit tertentu mempengaruhi wilayah otak tertentu pula. Cedera ini mengganggu kecerdasan tertentu, tetapi sama sekali tidak mempengaruhi kecerdasan yang lain. Orang yang mengalami cidera di wilayah Broca (lobus kiri depan), misalnya, akan mengalamai kesulitan memproduksi ujaran, tetapi masih dapat mengerjakan soal matematika, menari, mengekspresikan perasaan, dan menjalin hubungan dengan orang lain. Berikut ini merupakan sistem neurologis dalam otak yang merupakan wilayah primer tiap jenis kecerdasan:

Jenis Kecerdasan

Wilayah Primer dalam Otak

Jenis Kecerdasan

Wilayah Primer dalam Otak

1. Linguistik

Lobus temporal kiri dan lobus bagian depan (termasuk Broca & Wernicke)

5. Spasial

Bagian belakang hemisfer kanan

2. Musikal

Lobus temporal kanan

6. Intrapersonal

Lobus bagian depan, lobus parietal, sistem limbik

3. Matematis Logis

Lobus bagian depan kiri dan parietal kanan

7. Kinestetik

Serebelum, basal ganglia, motor korteks

4. Interpersonal

Lobus bagian depan, lobus temporal (terutama hemisfer kanan), sistem limbik

8. Naturalis

Wilayah-wilayah lobus parietal kiri yg penting utk membedakan “makhluk hidup” dg “benda mati”

5. Adanya Bukti Personalitas

Gardner memberi contoh profil pada orang-orang tertentu yang sangat menonjol pada satu jenis kecerdasan tertentu, tetapi rendah dalam kecerdasan lain atau savant (seperti Raymond dalam film Rain Man)

6. Tiap Kecerdasan Memiliki Waktu Kemunculan dan Perkembangan

Kecerdasan terbentuk melalui keterlibatan yang bernilai budaya dan seseorang (dalam kegiatan itu) mengikuti pola perkembangan tertentu. Musik berkembang lebih awal dan bertahan lama (sampai tua), kecerdasan visual dalam wujud melukis dapat muncul pada usia dewasa (seperti kasus nenek moses).

Kecerdasan

K e m u n c u l a n

Perkembangan

Kecerdasan

K e m u n c u l a n

Perkembangan

Linguistik

Meledak pada masa anak-anak terus berlanjut hingga usia lanjut

Interpersonal

Masa kritis tiga tahun pertama

Musikal

Berkembang paling awal, si genius kadang mengalami krisis perkembangan

Intrapersonal

Pembentukan batas diri dan orang lain masa 3 th pertama

Spasial

Usia 9-10 tahun dan peka artistik sampai tua

Naturalis

Muncul secara dramatis pd sebagian anak dpt dikembangkan melalui sekolah/ pengalaman

Matematis – Logis

Memuncak pada masa remaja dan awal dewasa, menurun setelah 40 tahun

Kinestetis

Bervariasi, bergantung pada komponen kekuatan , fleksibilitas, domain gimnastik

7. Sejarah Evolusioner dan Kenyataan Logis Evolusioner

Tiap jenis kecerdasan memiliki bukti historis, seperti spasial dapat ditemukan pada gambar-gua Lascaux, irama terbang serangga waktu mencari bunga, musikal melalui instrumen musik purba, dan sebagainya.

8. Dukungan Temuan Psikometrik

Hasil dari beberapa tes psikologi standar meyakini bahwa intelegensi yang ditemukan Gardner benar. Tes standar untuk menilai kecerdasan dengan cara yang terkontekstualisasikan (memanfaatkan skala kecerdasan Wechsler untuk linguistik, matematis logis, spasial, kinsetetik; dll)

9. Dukungan Penelitian Psikologi Eksperimental. Dari tugas-tugas psikologi yang diberikan tampak bahwa intelegensi bekerja saling terisolasi. Misalnya yang kuat membaca belum tentu kuat dalam matematika.

10. Tiap Kecerdasan memiliki Rangkaian Cara kerja Dasar

Setiap kecerdasan membutuhkan cara kerja tertentu dan dapat berfungsi menggerakkan kegiatan yang khas pada setiap kecerdasan. Kinestetik misalnya, bercara dasar kerja : mampu menirukan gerakan fisik, mampu menguasai gerak rutin motorik halus dalam menyusun bangunan.

11. Kemudahan Menyandikannya ke dalam sistem simbol. Setiap kecerdasan punya simbol sendiri-sendiri.

Kecerdasan

Sistem Simbol

Kecerdasan

Sistem Simbol

Linguistik

Simbol Fonetis/mis

Spasial

Simbol Ideografis (tulisan cina)

Musikal

Notasi musik, kode morse

Intrapersonal

Simbol diri (dalam mimpi & karya seni)

Matematis-Logis

Simbol matematis

Kinestetis

Bahasa Isyarat, Braille

Interpersonal

Simbol sosial, ekspresi, gerak isyarat

Naturalis

Klasifikasi, peta habitat

Kriteria-kriteria tersebutlah yang digunakan untuk mengidentifikasi tujuh kecerdasan secara terpisah. Selanjutnya, pada tahun 1999 dipublikasikan Gardner’s Intelligence Reframed, ditambahkan kecerdasan naturalis.

Meskipun teori ini awalnya tidak dirancang untuk digunakan dalam aplikasi kelas, namun banyak pendidik yang menganut dan melakukan berbagai adaptasi dalam pengembangan pembelajaran. Teori ini membantu para guru mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa di dalam kelas. Penelitian Gardner mampu mengartikulasikan itu dan memberikan arahan tentang bagaimana meningkatkan kemampuan siswa dalam setiap mata pelajaran yang diberikan. Guru didorong untuk mulai memikirkan perencanaan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan berbagai kecerdasan. Berangkat dari pemikiran baru ini, sekolah-sekolah semacam Sekolah Ross di New York, sebuah lembaga pendidikan yang independen, atau Key Learning Community, berkembang menjadi sekolah yang diminati publik di Indianapolis karena menggunakan kurikulum Multiple Intelligences.

Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya. Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya.

Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Dalam kasus khusus, ditengarai adanya individu savant, yakni orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis kecerdasan, namun rendah dalam kecerdasan yang lain.

Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebih arif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini “menghapus” mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak hakikatnya cerdas. Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru.[4]

B. Poin-poin Kunci dalam Teori Multiple Intelegence

Menurut teori multiple intelligences, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan, hanya saja profil tiap orang mungkin berbeda. Ada yang tinggi pada semua jenis kecerdasan ada pula yang hanya rata-rata dan tinggi pada dua atau tiga jenis kecerdasan.

2. Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai; Kecerdasan dapat distimulasi, dikembangkan sampai batas tertinggi melalui pengayaan, dukungan yang baik, dan pengajaran.

3. Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Dalam aktivitas sehari-hari, kecerdasan saling berkaitan dalam satu rangkain : menendang bola (kinestetik), orientasi diri di lapangan (spasial), mengajukan protes ke wasit (linguistik dan interpersonal)

4. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori Seseorang yang cerdas linguistik mungkin tidak pandai menulis, tetapi pandai bercerita dan berbicara secara memukau.

C. Ciri-ciri Singkat Kecerdasan

Howard Gardner menunjukkan bahwa tiap-tiap kecerdasan memiliki ciri-ciri yang dapat dikategorikan ke dalam sati jenis kecerdasan tertentu. Apabila dikaitkan dengan komponen inti adalah sebagai berikut:[5]

1. Kecerdasan Linguistik (word smart)

a. Definisi

Kecerdasan linguistik atau kecerdasan bahasa. Orang yang memiliki kecerdasan ini pandai mengolah kata-kata. Sebagian di erantara meka pandai berkata-kata (misalnya: presenter, rohaniwan, pendongeng, mc, dsb). Sebagian lagi pandai menulis (misalnya: novelis, penulis buku, dsb). Tetapi cukup banyak juga yang menguasai keduanya.

b. Ciri-ciri

Suka membaca, gemar menulis (puisi, cerpen, novel, diary, dsb), suka bermain scrable atau mengisi TTS, pandai bercerita, suka memelesetkan atau memarodikan kata-kata, lebih suka mendengar secara lisan (auditory), mudah mengingat kata-kata aneh, suka menghibur orang lain atau diri sendiri dengan serangkaian kata/kalimat, suka berintonasi dalam berkata-kata, punya banyak perbendaharaan kata, mudah menemukan kejanggalan bahasa dalam tulisan atau kata-kata orang lain, suka menghabiskan waktu di toko buku.

c. Pengembangan

Cara utama untuk mengembangkan kecerdasan ini adalah dengan membaca berbagai buku, majalah, dan litaratur lainnya. Ada baiknya membiasakan diri menulis sesuatu (pengalaman hidup sehari-hari, atau apa pun yang didapat ketika membaca sesuatu, menonton film, atau bersaat teduh).

d. Kecerdasan lain yang mendukung

Akan lebih baik jika ditunjang dengan pengembangan self smart, logic smart, dan people smart. Ketiga kecerdasan itu akan lebih meningkatkan kemampuan anda dalam mengolah kata, serta memperluas wawasan anda.

e. Pekerjaan yang sesuai

MC, pembawa acara, rohaniwan, trainer, penyiar radio, guru, editor, story teller, public relations, sastrawan, penulis, copywriter, pelawak.

2. Kecerdasan Spasial (picture smart)

a. Definisi

Kecerdasan spasial atau kecerdasan gambar. Orang yang memiliki kecerdasan ini sangat mudah mengingat gambar, dan memiliki imajinasi yang kuat. Apabila ia membayangkan sesuatu, bayangan itu tergambar dengan jelas dalam pikirannya. Umumnya orang dengan kecerdasan ini juga memiliki kemampuan dalam menggambar. Biasanya orang-orang yang memiliki picture smart adalah para seniman. Kelebihan para pemilik picture smart, selain terletak pada imajinasinya juga pada matanya. Mata mereka biasanya peka atau jeli menangkap hal-hal yang tidak dilihat oleh orang lain.

b. Ciri-ciri

Tidak mengalami kesulitan dalam membaca peta, lebih tertarik pada gambar daripada tulisan, peka terhadap warna, suka fotografi atau videografi, mampu membayangkan sebuah benda dilihat dari berbagai sudut, suka mencoret-coret bila sedang bertelepon atau berbicara dengan orang, suka bermain puzzle, suka menyederhanakan sesuatu menjadi gambar, gemar membaca komik, imajinatif (mudah membayangkan), peka terhadap tata letak (interior, majalah, dsb), suka menggambar.

c. Pengembangan

Lebih banyak menggambar. Jika anda sedang belajar, cobalah untuk menggambar poin-poin penting yang anda dapatkan, karena anda akan lebih mudah mengingatnya. Jika anda sedang menulis catatan apa saja, cobalah untuk menambahkan gambar-gambar yang berhubungan dengan catatan anda. Lebih baik lagi jika anda membuat catatan harian (diary) berupa sketsa. Banyaklah membaca buku-buku yang memuat berbagai visualisasi menarik (buku-buku desain, fotografi, dsb).

d. Kecerdasan lain yang mendukung

Kecerdasan lain yang paling mendukung adalah nature smart. Biasanya alam adalah sumber inspirasi yang tak terbatas bagi para seniman. Dalam dunia kerja, dibutuhkan juga berbagai kecerdasan lain untuk menunjang picture smart anda. Biasanya logic smart juga dibutuhkan untuk menunjang picture smart anda. Bahkan seorang desainer grafis juga membutuhkan word smart dalam pekerjaannya.

e. Pekerjaan lain yang sesuai

Desainer grafis, arsitek, desainer interior, pemahat/pematung, fotografer, kamerawan, ilustrator, komikus, pelukis, desainer produk, animator, dan sebagainya.

3. Kecerdasan Matematis (logic smart)

a. Definisi

Kecerdasan matamatis atau kecerdasan logika. Orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya unggul dalam pelajaran-pelajaran IPA, seperti fisika dan matematika. Orang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan analisis yang kuat dan dapat berpikir secara teratur, bahkan pola pikirnya cenderung kaku. Orang logic smart adalah orang yang realistis dan selalu mencari jawaban atas berbagai pertanyaan. Tetapi harus diwaspadai karena biasanya orang logic smart cenderung mencari alasan terhadap segala sesuatu, sehingga mereka sulit memercayai Tuhan yang ajaib. Atheis umumnya terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah orang-orang yang kecewa terhadap Tuhan atau agama. Kelompok kedua adalah orang-orang logic smart yang mencoba menganalisis Tuhan dan mencari penjelasan-penjelasan.

b. Ciri-ciri

Unggul dalam matematika dan fisika, suka bertanya ‘kenapa’ terhadap segala sesuatu, mudah menghafal angka, suka menganalisis sesuatu, yakin bahwa segala sesuatu ada sebab/alasannya, tertarik pada teknologi dan berbagai penemuan terbaru, suka cerita detektif/misteri, bertindak secara kronologis/teratur/berurutan, suka berandai-andai, suka berdebat; senang melakukan penelitian, eksperimen, atau survei; menyukai film-film fiksi ilmiah (science fiction).

c. Kecerdasan lain yang mendukung

People smart guna menambah wawasan dan teman, supaya tidak dianggap kutu buku dan orang aneh. Nature smart juga perlu guna memancing otak anda untuk menemukan berbagai pertanyaan yang bisa memperkaya pengetahuan anda. Music smart, karena konon katanya musik bisa merangsang kerja otak manusia menjadi lebih maksimal. Cocok bagi mereka yang gemar ‘memeras’ otak.

d. Pekerjaan lain yang sesuai

Ilmuwan, guru/pengajar sains, akuntan, analis data, programmer, ekonom, ahli teknik (mesin, sipil, elektro, kimia), peneliti, ahli statistik.

4. Kecerdasan Kinestetis (body smart)

a. Definisi

Kemampuan untuk mengendalikan gerakan, keseimbangan, koordinasi, dan ketangkasan bagian-bagian tubuh. Umumnya orang dengan body smart sangat menyukai olahraga dan suka terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mengandalkan fisik. Orang body smart hampir tidak bisa berdiam diri dan cukup aktif. Namun, kecerdasan tubuh bukan hanya soal olahraga dan stamina fisik saja. Kemampuan berperan dan menirukan perilaku tertentu juga termasuk keahlian yang dimiliki oleh orang-orang dengan kecerdasan tubuh. Pernahkah anda melihat orang yang suka mengotak-atik sesuatu (misalnya mesin, peralatan elektronik, atau menjahit bagi yang wanita)? Bisa jadi mereka juga orang-orang yang memiliki body smart.

b. Ciri-ciri

Suka berolahraga, bisa menirukan perilaku atau gerak-gerik orang lain, suka menari, suka kegiatan luar ruang, tidak betah duduk diam dalam waktu yang lama, menyukai kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan, ketika berpikir biasanya harus bergerak; ketika berbicara, banyak anggota tubuh yang bergerak; malas membaca, suka pekerjaan keluar kantor, memiliki kekuatan fisik dan stamina yang lebih tinggi dibanding orang lain, suka kegiatan yang berbahaya (misalnya bungee jumping).

c. Pengembangan

Berolahraga! Selain itu bagi yang suka prakarya (pekerjaan tangan), cobalah untuk mengembangkan hobi tersebut. Bagi yang pria, bisa mulai belajar mengotak-atik mesin atau peralatan elektronik. Sedangkan bagi yang wanita, mulailah membuat berbagai pernak-pernik dan aksesoris. Cukup banyak buku keterampilan yang dapat dipelajari, mulai dari origami, clay, menjahit, lipat-melipat, dan sebagainya.

d. Kecerdasan lain yang mendukung

Secara tidak langsung tidak ada kecerdasan lain yang secara spesifik diperlukan. Tergantung bidang pekerjaan terkait. Misalnya untuk olahragawan, logic smart juga diperlukan untuk menganalisis kemampuan dan kelemahan lawan, serta menyelidiki situasi lapangan dan kondisi lingkungan. Dengan memiliki kemampuan analisis yang baik, sang olahragawan dapat menyiapkan strategi terbaik guna meningkatkan kemungkinannya untuk berhasil.

e. Pekerjaan lain yang sesuai

Atlet, penari, perajin, pesulap, penata rambut, penjahit, aktor, stuntman, montir, dan sebagainya.

5. Kecerdasan Musik (music smart)

a. Definisi

Rasanya tidak perlu dijelaskan lagi. Bagi anda yang sangat menyukai musik dan punya bakat di bidang musik, sudah pasti anda adalah orang yang memiliki kecerdasan musik.

b. Ciri-ciri

Suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar, menguasai salah satu alat musik tertentu, peka terhadap suara fals/sumbang, suka bekerja sambil bernyanyi atau bersenandung, sangat berminat untuk mengetahui perkembangan musik dunia, mengenal berbagai jenis irama musik, punya keinginan untuk menguasai lebih dari satu jenis alat musik, merasa tidak bisa hidup tanpa musik, memiliki suara yang merdu, tertarik pada sesuatu yang menghasilkan bunyi-bunyian; bila mendengar musik, ada anggota tubuh yang mengikuti irama.

c. Pengembangan

Banyaklah mendengar berbagai jenis musik. Berusahalah menguasai sebanyak mungkin alat musik, tetapi harus ada satu alat musik yang dikuasai hingga mahir. Bentuklah sebuah band dan berlatihlah bersama-sama. Ikut kursus atau mencari seorang guru juga akan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan musik anda. Jika ada waktu luang dan sedang dalam suasana hati yang baik, cobalah untuk menciptakan lagu sendiri.

d. Kecerdasan lain yang mendukung

Secara langsung hampir tidak ada kecerdasan lain yang dibutuhkan. Tetapi secara tidak langsung body smart, self smart, word smart, picture smart, dan nature smart juga dibutuhkan dalam mengembangkan music smart anda. Body smart dibutuhkan karena anda membutuhkan keterampilan tangan dan koordinasi tubuh untuk memainkan alat musik (kecuali vokalis tentunya). Self smart dan word smart bagus bagi anda yang suka menciptakan lagu. Picture smart atau nature smart bagus untuk mengembangkan otak kanan anda, karena bermain musik juga menggunakan otak kanan.

e. Pekerjaan lain yang sesuai

Tentunya semua yang berhubungan dengan musik, mulai dari menjadi pemain musik, vokalis, pembuat jingle, arranger, pencipta lagu, dan sebagainya.

6. Kecerdasan Interpersonal (people smart)

a. Definisi

Orang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan sosial yang tinggi. Mudah berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, orang dengan kecerdasan ini sanggup menempatkan diri dan membaca situasi orang-orang di sekitarnya. Ia bisa dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Kegiatan-kegiatan berkelompok akan lebih disukai.

b. Ciri-ciri

Mudah berteman, suka bertemu dengan orang-orang atau kenalan baru, suka bekerja dalam kelompok, suka kegiatan sosial, berusaha ‘maha hadir’ (suka bila dibutuhkan oleh orang lain), tidak betah berada di rumah sendirian, banyak berbicara, dalam menghadapi masalah cenderung meminta bantuan orang lain, suka memotivasi orang lain, senang berada dalam keramaian, bisa mengatur atau memimpin sekelompok orang, menyukai permainan yang dilakukan bersama (monopoli, kartu, dsb).

c. Pengembangan

Bergaullah dengan berbagai orang seluas-luasnya dan pelajarilah karakter-karakter mereka. Belajarlah melihat apa yang mereka sukai dan apa yang tidak mereka sukai. Ini akan membantu anda membangun hubungan dengan orang-orang baru. Ikutlah dalam berbagai organisasi dan banyaklah terlibat dalam berbagai perkumpulan yang membangun hidup anda. Perluaslah wawasan anda, sehingga ketika bertemu dengan banyak orang, anda punya banyak bahan untuk didiskusikan dan diceritakan.

d. Kecerdasan lain yang mendukung

Yang terutama adalah word smart. Dengan pengolahan kata-kata yang baik, kemampuan sosial anda akan semakin efektif. Kecerdasan lain juga dibutuhkan, namun tergantung pada jenis pekerjaan yang anda miliki.

e. Pekerjaan lain yang sesuai

Pengusaha, public relations, psikolog, konselor, marketing, politikus, trainer, aktivis sosial, reporter, sosiolog, dsb.

7. Kecerdasan Intrapersonal (self smart)

a. Definisi

Seorang self smart adalah orang yang bisa memahami diri sendiri. Ia tahu tujuan hidupnya, punya target-target yang ingin dicapai, mengerti apa potensi dan kelemahan-kelemahan yang ia miliki. Selain itu, orang dengan kecerdasan ini akan selalu mengintrospeksi diri dan menarik pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Sebenarnya ini adalah jenis kecerdasan yang harus dikembangkan oleh semua orang hingga maksimal. Kecerdasan ini sangat diperlukan untuk mengambil berbagai keputusan penting dalam hidup kita dan untuk menghadapi berbagai masalah yang timbul.

b. Ciri-ciri

Suka bekerja seorang diri, bisa memegang teguh pendirian meski banyak yang melawan, cenderung masa bodoh (cuek), sering mengintrospeksi diri, mengerti kekuatan dan kelemahan diri sendiri, secara berkala suka memikirkan masa depan dan rencana-rencana hidup, realistis, bisa menghadapi kegagalan dan kemunduran dengan tabah, biasanya dianggap orang yang bijaksana, suka membaca buku-buku pengembangan diri, bisa mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi, lebih suka berwiraswasta (usaha sendiri) daripada kerja ikut orang.

c. Pengembangan

Saat teduh adalah hal yang sangat efektif untuk mengembangkan self smart anda. Secara berkala evaluasilah diri anda. Bertanyalah pada diri sendiri, “Apa tujuan hidup saya?”, “Apa yang ingin saya capai dalam waktu dekat maupun jangka panjang?”, “Apa potensi dan kekuatan yang saya miliki?” Cara lain untuk mengembangkan self smart anda adalah dengan menyediakan waktu untuk merenung. Kemudian catatlah hasil perenungan anda.

d. Kecerdasan lain yang mendukung

Kecerdasan lain berguna untuk mempermudah pengembangan self smart kita. Misalnya, orang yang memiliki music smart akan lebih mudah merenung bila disertai dengan iringan lagu. Orang dengan nature smart bisa lebih mudah melakukan introspeksi saat berada di alam terbuka. Orang dengan picture smart bisa menuangkan hasil perenungannya dalam bentuk gambar agar lebih mudah diingat.

e. Pekerjaan lain yang sesuai

Semua pekerjaan membutuhkan self smart agar kita dapat mencapai potensi maksimal dalam pekerjaan kita.

8. Kecerdasan Naturalis (nature smart)

a. Definisi

Secara sederhana, orang dengan nature smart adalah orang yang sangat menyukai alam dan lingkungannya. Ia sangat suka bepergian dan segala macam kegiatan luar ruang. Biasanya seorang nature smart juga suka memelihara binatang atau merawat tanaman.

b. Ciri-ciri

Suka bepergian atau hiking (naik gunung), tertarik pada objek wisata pantai dan pegunungan, gemar memasak, suka fotografi atau videografi, suka menonton acara televisi tentang flora atau fauna, mudah mengingat detail sebuah lokasi, suka berkemah di alam terbuka, menikmati liburan ke taman safari atau kebun binatang, peduli terhadap lingkungan hidup, suka mengikuti organisasi pencinta alam, tertarik dengan jenis binatang atau tumbuhan yang aneh, suka berkebun.

c. Pengembangan

Bagi penggemar flora, anda bisa membuat kebun sendiri dan mengumpulkan berbagai jenis tanaman. Bagi penggemar binatang, cobalah memelihara binatang tertentu. Banyaklah membaca buku tentang flora dan fauna. Bergabunglah dengan berbagai perkumpulan yang sering mengadakan hiking, jalan-jalan di alam terbuka, dan sebagainya.

d. Kecerdasan lain yang mendukung

Body smart, karena anda membutuhkan stamina yang cukup kuat untuk naik gunung atau berkemah di alam terbuka. Selain itu, kecerdasan lain tidak berpengaruh secara langsung pada seorang nature smart.

e. Pekerjaan lain yang sesuai

Arkeolog, astronom, ahli botani, ahli biologi, peneliti lingkungan, florist, arsitek lanskap, pelaut, dokter hewan, fotografer alam, dan sebagainya.

D. Pembelajaran dengan Implementasi Kecerdasan Majemuk

Pada dasarnya semua orang memiliki delapan potensi inteligensi (kecerdasan bahasa/linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musikal, dan naturalis) karena semua orang memiliki struktur otak yang sama, hanya saja inteligensi itu tidak terasah dengan baik. Untuk itulah sebagai pendidik, perlu mengembangkan strategi pembelajaran dengan mengimplementasikan kecerdasan majemuk.[6]

Setiap anak memiliki kecerdasan dan kemampuan berbeda dalam memahami sebuah mata pelajaran. Seorang pendidik tidaklah boleh memaksakan siswanya untuk memahami setiap pelajaran dengan pemahaman yang sama dan sempurna dengan satu takaran kecerdasan, sebab keadaan anak dalam satu kelas berbeda-beda. Dengan segala macam keadaan siswa, kewajiban seorang pendidik adalah mengakui keberadaannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Seorang pendidik harus mengakui dan harus menghargai bakat dan hasil karya siswa-siswanya.[7] Teori kecerdasan majemuk mungkin lebih tepat digunakan oleh para pendidik untuk mendampingi siswa-siswanya dalam belajar.

Untuk meningkatkan kecerdasan seorang siswa yang memiliki kecerdasan majemuk, maka para pendidik dapat mendiskusikan dan menggambarkan aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut:

a. Kecerdasan Linguistik (bahasa), mendiskusikan dan menggambarkan aktivitas yang melibatkan abjad; fonik (suara); pengucapan atau pelafalan; membaca; menulis; mendengar; berbicara, berdiskusi, dan memberikan laporan lisan; memainkan permainan kata dan mengerjakan teka-teki silang.

b. Kecerdasan Spasial (picture smart), mendiskusikan dan menggambarkan yan melibatkan film, fideo, gambar, lukisan dan peragaan; menggunakan model dan prototipe; melukis;mengecat; mengukir; peta; diagram; puzel jigsaw, berimajinasi dan berperan; rekayasa model.

c. Kecerdasan Matematis (logic smart), mendiskusikan dan menggambarkan aktivitas yang melibatkan bilangan dan angka; berbagai macam pola; berhitung, komputasi; pengukuran; geometri, statistik; kemungkinan; pemecahan masalah; logika; permainan strategi; pembuatan grafik.

d. Kecerdasan Kinestetis (body smart), mendiskusikan dan menggambarkan aktivitas dan keterampilan otot besar maupun kecil; kegiatan fisik; membuat denah atau membangun suatu benda; peragaan; modeling; tarian; olah raga; berkeliling; mengerjakan sesuatu secara fisik; bahasa tubuh; koordinasi mata-tangan.

e. Kecerdasan Musik (music smart), mendiskusikan dan menggambarkan aktivitas yang melibatkan mendengarkan dan menciptakan musik baik secara vokal maupun instrumental; mereproduksi melodi; menyelidiki dan merespon bunyi, lingkungan dan juga musikal; ikut serta dalam gerakan ritmik; menciptakan ritme.

f. Kecerdasan Interpersonal (people smart), mendiskusikan dan menggambarkan aktivitas yang melibatkan kelompok belajarkooperatif (belajar bersama), proyek kelompok, penyelesaian konflik mencapai kesepakatan (consessus), tanggung jawab badan organisasi sekolah dan siswa, kehidupan berteman dan susila, empati.

g. Kecerdasan Intrapersonal (self smart), mendiskusikan dan menggambarkan aktivitas yang melibatkan refleksi (pemikiran mendalam atau perenungan), perasaan, analisis diri, percaya diri, mandiri, harga diri, pengelolaan waktu, merencanakan masa depan.

h. Kecerdasan Naturalis (nature smart), mendiskusikan dan menggambarkan aktivitas yang melibatkan alam dan lingkungan sekitar, flora dan fauna.

Delapan kecerdasan di atas juga dapat dipautkan dan akan menghasilkan hasil yang lebih maksimal, karena adanya kerja sama untuk menyempurnakan kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki seorang anak tentunya berbeda-beda. Dan pastinya setiap anak memiliki lebih dari satu kecerdasan. Dari perpaduan tersebut akan menghasilkan hasil yang maksimal.

Dengan berkembangnya konsep multiple intelligences dan dengan diterimanya teori tersebut dalam dunia pendidikan, maka mau tidak mau pendidik perlu membantu tumbuh kembang anak dalam berbagai rencana, pelaksanaan, dan evaluasi program yang memberi wadah bagi perkembangan semua jenis kecerdasan mereka. Tugas ini menjadi sedemikian penting mengingat perkembangan dan perwujudan semua jenis kecerdasan tersebut esensial bagi anak dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dalam kehidupan, dan memperoleh kehidupan itu sendiri.

Dalam konsep MI, perbedaan individual peserta didik diterima dan dilayani dengan suatu keyakinan berpijak sebagaimana dinyatakan Howard Gardner bahwa:

kita semua begitu berbeda karena pada hakikatnya kita memiliki kombinasi inteligensi yang berbeda. Jika kita sadari hal ini, setidaknya kita lebih berpeluang untuk mampu mengatasi secara tepat berbagai problem yang kita hadapi dalam hidup di dunia. “

Aplikasi MI dalam pembelajaran akan menyebabkan pendidik lebih arif dan mampu menghargai serta memfasilitasi perkembangan anak.

Dalam penilaian multiple intelegence haruslah jujur dan adil sehingga suatu jenis kecerdasan dapat dinilai dan dipertimbangkan langsung tidak melewati kecerdasan lainnya. Gardner menyarankan agar guru memberi siswa obyek-obyek kongret untuk dimanipulasi bagi semua ranah kecerdasan. Perangkat yang digunakan adalah, diagnosis, pengamatan, check list, catatan singkat, portofolio, refleksi.[8] Bahkan sekarang dengan menggunakan DMIT (Dermathologist Multiple Intelegence Test) yakni seseorang dapat menilai kecerdasan ganda Gardner melalui 10 sidik jari tangan. Dan asumsi yang dibuat bahwa setiap jari dihubungkan dengan 5 lobus otak belahan. Dengan tes deteksi bakat berbasis teknologi terkini kita bisa mengetahui bakat alami seseorang untuk segala tingkatan usia.

Peran orang tua dalam Multiple Intelegence adalah orang tua haruslah dianggap sebagai pakar rumahan tentang anak-anak mereka sendiri. Guru yang tanggap dapat secara cepat memperoleh pengetahuan mengenai kekuatan dan kelemahan anak-anak dari orang tuanya masing-masing. Sejumlah sekolah mengambil kebijakan resmi membuat konferensi pada awal tahun ajaran. Orang tua didorong untuk berbicara. Formulir dikirim ke rumah sehingga orang tua tahu apa yang sama-sama diharapkan dan siap sedia berbagi informasi tentang kekuatan, kelemahan, minat, pengalaman, dan aktifitas ekskul anak mereka.[9]

KESIMPULAN

1. Kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan keahlian untuk menyelesaikan masalahnya.

2. Pada hakikatnya setiap individu memiliki delapan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan bahasa/linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musikal, dan naturalis. Tetapi kombinasi dan porsi kecerdasan yang dimiliki tiap individu tidak sama tergantung pada bagaimana cara mengembangkan segala kecerdasan yang telah ada.

3. Strategi pembelajaran yang tepat digunakan untuk mengimplementasikan kecerdasan yang dimiliki siswa dan bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan yang telah ada secara maksimal. Apabila seorang pendidik menayadari dan berusaha untuk mengembangkan kecerdasan yang telah dimiliki oleh anak didiknya, maka segala potensi yang ada pada diri anak didik dapat dimanfaatkan dengan baik dan kehadirannya tidak sia-sia.

4. Berbekal teori kecerdasan majemuk seorang guru secara tidak langsung dapat menguasai dan belajar berbagai metode pembelajaran. Sehingga fungsi guru sebagai pendidik, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu, pendorong kreativitas, pembangkit, evaluator sehingga anak didik dapat berhasil secara optimal.

5. Dengan memahami bahwa tiap individu terlahir dengan berbagai jenis kecerdasan, diharapkan para pendidik tidak hanya menganggap bahwa siswa yang cerdas dan berprestasi hanyalah siswa yang cerdas secara akademik. Karena ada berbagai potensi besar lainnya yang dimiliki siswa selain kemampuan dibidang akademik saja. Kedelapan kecerdasan dapat beroperasi dalam mendampingi secara independen satu sama lain

DAFTAR PUSTAKA

Bachri, Samsul Thalib. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana.

Esti, Sri Wuryani. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Gardner, Howard. 1996. Intelegence Multiple Perspectives. USA: Thomson Learning.

______, Howard. 2003. Multiple Intelegence (kecerdasan Majemuk) Teori dan

Praktek. Jakarta: Interaksa

Jasmine, Julia. 2007. Profesional’s Guide: Teaching With Multiple Intelegence Purwanto:Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelegences. Bandung: Nuansa.

Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Profesional:Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya

Musfiroh, Tadkiroatun. “Multiple Intelligences dan Implikasinya dalam Pendidikan”. Pusdi PAUD. Lemlit UNY, http//multiple-intelegence.com diakses tanggal 15 Oktober 2011

Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Suparno, Paul. 2004. Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.

Edwar Nugraha Hermansyah, “Multiple Intelegence Which one are you?”, http//www.3ndblogspot diakses tanggal 24 april 2011

Irwan, “Manfaat Fingerprint Test DMI PRIMAGAMA”, http//www.fingerprinttest. diakses tanggal 20 Oktober 2011

“Howard Gardner”, Wikipedia, diakses tanggal 29 September 2011

Wito, “Pembelajaran Dengan Implementasi Kecerdasan Majemuk”, http//wwwwitoitok diakses tanggal 2 Februari 2011



[1] Interaksi seperti ini disebut interaksi resiprokal. Baca Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda, 1997. Hlm. 191

[2] “Biografi Howard Gardner”, Wikipedia, diakses tanggal 29 september 2011

[3] Gardner dalam Suparno Paul, Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 2004. Hlm. 22-25

[4] Jasmine, Julia.. Profesional’s Guide: Teaching With Multiple Intelegence Terjemahan Purwanto:Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelegences. Bandung: Nuansa. 2007, Hlm. 11

[5] Howard Gardner, Multiple Intelegence (kecerdasan Majemuk) Teori dan Praktek. Jakarta: Interaksa, 2003. Hlm. 97

[6] Edwar Nugraha Hermansyah, “Multiple Intelegence Which one are you?”, http//www.3ndblogspot diakses tanggal 24 april 2011

[7] Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: rosdakarya, Hlm.46

[8] Ellison dalam Julia Jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelegences, Bandung:Nuansa, 2007, hlm. 191

[9] Ibid,Hlm. 242

Tidak ada komentar:

Posting Komentar